27 September 2007

PERUSAHAAN HTI PERLU LITBANG

PERLUNYA DIVISI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DALAM MENDUKUNG KESUKSESAN PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN

Sejak tahun 1970an, Indonesia (terutama diluar Jawa) telah mengembangkan hutan tanaman industri (HTI) untuk menghasilkan kayu sebagai bahan pulp dan pertukangan. Saat ini , untuk diluar pulau Jawa, jenis yang paling banyak dikembangkan adalah Acacia mangium. Species ini menjadi pilihan utama karena memiliki karakteristik antara lain:

1. Pertumbuhan cepat,

2. Adaptif pada tanah-tanah dengan tingkat ke-suburan rendah dan kemasaman relatif tinggi,

3. Menghasilkan kayu yang cocok untuk bahan baku pulp dan kertas. Kualitas pulp Acacia mangium setara dengan kualitas kayu Eucalyptus yang telah banyak beredar di pasar pulp dunia,

4. Budidaya A. mangium relatif mudah, mulai dari penanganan benih, persemaian, sampai dengan penanaman di lapangan.

Beberapa perusahaan telah sukses membangun hutan tanaman sekala luas yang tersebar diseluruh pulau, dan yang terluas adalah Sumatera dan Kalimantan. Setiap tahunnya Indonesia telah memproduksi puluhan juta m3 (data detail belum ditemukan). Dengan luasan dan volume kayu yang demikian besar, belum lagi harus mengembangkan kearah yang lain (diversifikasi tanaman maupun produk), maka banyak persoalan teknis yang harus didukung dengan penelitian dan pengembangan.

Tantangan Kedepan

Pada pertengahan 1990an, beberapa perusahaan HTI telah memulai menikmati hasil tanamannya. Hasil pemanenan ini diperlukan, antaralain, untuk memasok industri pulp, dan industri permebelan. Dari luasan penebangan hingga saat ini rata-rata hasil kayu per hektar sebesar 200 m3, (beberapa lokasi di Indonesia). Volume kayu dan luas pemanenan tersebut, diprediksi akan meningkat pada tahun-tahun mendatang seiring dengan peningkatan kapasitas industri.

Dengan dilakukannya pemanenan kayu, kita harus melakukan replanting pada lahan eks tebangan. Memasuki rotasi kedua dan rotasi selanjutnya itu, kita dihadapkan pada suatu permasalahan; bagaimana membangun rotasi selanjutnya lebih baik dari rotasi pertama.

Untuk meningkatkan hasil dan kualitas tanaman, ke depan perlu dihasilkan inovasi-inovasi, baik sistem maupun teknis membangun hutan tanaman serta pemanfaatan hasilnya. Inovasi-inovasi tersebut antara lain:

1. Bagaimana meningkatkan riap dan atau memperpendek umur tanaman?

2. Teknik silvikultur efektif yang bagaimana yang harus dilakukan?

3. Bagaimana cara mencegah dan mengendalikan hama dan penyakit yang efektif?

4. Kiat-kiat apa yang harus dilakukan untuk proteksi tanaman dari gangguan kebakaran hutan?

5. Manfaat apa saja yang dapat diperoleh dari hasil tanaman selain bahan pulp?

6. Pola apa yang perlu dikembangkan dalam rangka kemitraan dengan masyarakat sekitar hutan?

Pertanyaan-pertanyaan diatas, sangat mendesak untuk dicari jawabannya. Untuk itulah, melalui Divisi Penelitian dan Pengembangan yang tanggap, cepat dan handal diharapkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu segera diketemukan.

Tujuan Penelitian dan Pengembangan

Secara umum tujuan dibentuknya organisasi Penelitian dan Pengembangan adalah:

1. Menjawab permasalahan teknis yang dihadapi dalam pengelolaan HTI.

2. Mencari terobosan dan inovasi-inovasi baru melalui penelitian dalam pengelolaan HTI.

Tugas Penelitian dan Pengembangan

Tugas utama Penelitian dan Pengembangan adalah mencari metode-metode untuk meng-hemat biaya dan meningkatkan pendapatan, dengan menggunakan penyelidikan dan per-cobaan berdasarkan ilmu pengetahuan (ilmiah). Tugas-tugas tersebut meliputi:

1. Mengadakan percobaan

2. Melaksanakan survei

3. Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber

4. Berkomunikasi dengan rekan-rekan di bagian operasional untuk mengetahui permasalahan.

5. Menganalisa dan menyimpulkan hasil-hasil penelitian untuk dapat dipergunakan sebagai pedoman.

6. Memonitor keadaan tegakan dilapangan dan laju pertumbuhan tanaman.

Hubungan Litbang dengan Unit Operasional

1. Peneliti menyampaikan hasil penelitian kepa-da bagian operasional dalam bentuk; REKOMENDASI dan INFORMASI TEKNIS (Dua pener-bitan dipublikasikan secara routine yaitu Technical Notes dan R&D News Letter).

2. Rekomendasi disusun sehubungan dengan persoalan teknis, termasuk kebijaksanaan operasional. Rekomendasi disajikan kepada Dewan Direksi untuk ditelaah dari berbagai sisi.

3. Rekomendasi yang telah disetujui Dewan Direksi dapat langsung dimasukkan ke dalam standard Operating procedure (SOP).

4. Semua metode operasional disusun dalam SOP, dan harus diikuti oleh Kepala Unit kerja (yang bersangkutan) dan stafnya sebagai paduan pelaksanaan kegiatan di lapangan.

5. Kalau ada persoalan atau muncul masalah yang belum ada dalam SOP, maka Direksi akan mengambil keputusan berdasarkan informasi yang sudah ada (buku, makalah, prosiding konferensi, seminar ataupun secara lisan dari kolega atau perusahaan lain, institusi, dan universitas).

Organisasi, Perencanaan, dan Pelaksanaan

1. Divisi Penelitian dan Pengembangan bias dibagi atas beberapa Bagian, yaitu Bagian Genetika & Pemuliaan Pohon (Seksi Pemuliaan Pohon, Sie Genetika, Sie Persemaian & Perbanyakan, dan Sie Produksi Benih), Bagian Silvikultur (Sie Silvikultur, Sie Tanah & Survei Tanah, dan Sie Hama & Penyakit), Bagian Pertumbuhan & Lingkungan (Sie Pertumbuhan dan Sie Lingkungan), Bagian Hasil Hutan (Sie Hasil Kayu dan Sie Hasil Ikutan), dan Bagian Sosial Ekonomi (Sie Pemberdayaan Masyarakat dan Sie Pengkajian).

2. Namun demikian, semua peneliti saling berkomunikasi dan bekerjasama dalam pelaksanaan program terpadu.

3. Untuk memecahkan masalahnya, peneliti berada di tempat obyek penelitian dan memusatkan perhatian secara terus-menerus, dan sasarannya diarahkan kepada kebutuhan operasional perusahaan.

4. Semua percobaan dan penelitian dirancang dengan baik dan teliti, karena biayanya sangat mahal.

5. Dalam mendukung kegiatannya, peneliti perlu dibantu para Advisor yang telah diakui kredibiltas dan kemampuannya, didatangkan dari perguruan tinggi serta instansi lain, seperti Departemen Kehutanan.

6. Divisi Penelitian dan Pengembangan juga bias melakukan kerjasama penelitian dengan lembaga dan instansi lain, seperti perguruan tinggi, CIFOR, BIOTROP, OECF, JICA, PUSLITBANGHUT, BTR, ITTO, PUSLITTANAK, Lembaga Swadaya Masyarakat, dsb.

Tabel 1. Seksi dan Bidang Kajian Divisi Litbang

No

Seksi/Bidang Kajian

Bagian

1

Persemaian & Perbanyakan


2

Pemuliaan Pohon

Genetika &

3

Genetika

Pemuliaan Pohon

4

Produksi Benih


5

Silvikultur


6

Hama & Penyakit

Silvikultur

7

Tanah & Survei Tanah


8

Pertumbuhan & Hasil

Pertumbuhan dan

9

Lingkungan

Lingkungan

10

Hasil Kayu

Hasil Hutan

11

Hasil Ikutan


12

Pengkajian Sosial Ekonomi

Sosial Ekonomi

13

Pemberdayaan Masyarakat


14

Adm. & Penyiapan Data


Program Penelitian dan Pengembangan

1. Bagian Genetika dan Pemuliaan Pohon

· Mengadakan tegakan-tegakan sebagai sumber benih dan stek yang akan menghasilkan pohon yang mempunyai sifat diinginkan. Sifat yang diinginkan adalah (1) laju pertumbuhan yang cepat, (2) bentuk batang lurus, (3) titik percabangan tidak terlalu rendah, (4) Berat jenis kayu cocok untuk peruntukannya, (5) Kandungan selulosa tinggi (untuk pulp), dan (6) tahan terhadap serangan hama dan Penyakit.

· Menyediakan benih yang berkualitas bagi Planting Unit

· Mengetahui medium, container, dan jadual pemupukan yang terbaik untuk pembibitan.

· Mengetahui metode yang terbaik dalam perbanyakan vegetatif untuk klon, hibrida, maupun jenis pohon lain yang sulit diperbanyak secara vegetatif.

2. Bagian Silvikultur

· Mengetahui metode-metode silvikultur yang sesuai untuk A. mangium, meliputi persiapan lahan, jarak tanam, pemupukan, penunggalan (singling), pruning, thinning, dan perawatan lainnya.

· Mengetahui metode-metode silvikultur yang sesuai untuk A. mangium, bukan hanya sebagai sumber kayu pulp, tetapi sebagai sumber kayu pertukangan dan kayu veener.

· Mengetahui metode silvikultur yang sesuai untuk jenis pohon selain Acacia mangium.

· Mengetahui metode untuk mencegah penurunan produktivitas jangka panjang.

· Memantau hama dan penyakit

· Mengidentifikasi hama dan penyakit.

· Mengetahui metode pencegahan dan pe-ngendalian hama dan penyakit

· Mengiventarisasi dan memetakan lahan melalui program survei tanah.

· Menyesuaikan jenis pohon, provenances atau klon dengan tempat (site).

· Mencari metode pengelolaan lahan yang dapat meminimalkan laju erosi dan meminimalkan penyusutan mutu air.

3. Bagian Pertumbuhan dan Lingkungan

· Mengetahui laju pertumbuhan dan produktivitas rotasi pertama, produktivitas dalam daur kedua dan seterusnya.

· Membuat tabel volume pohon

· Membandingkan pertumbuhan tegakan per Planting Unit.

· Memantau cuaca dan laju pengaliran sungai serta mutu airnya

· Memantau lingkungan (biologi, fisik dan kimia).

4. Bagian Hasil Hutan

· Mengetahui dan mendapatkan pemanfaatan hasil hutan, baik hasil kayu maupun non kayu.

· Pemanfaatan kayu Acacia mangium selain pulp, misalnya untuk pertukangan (sawn timber), veener, MDF dsb.

5. Bagian Sosial Ekonomi

· Menginventarisasi kondisi sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat sekitar hutan.

· Meancari pola kemitraan yang terbaik antara perusahaan dengan masyarakat sekitar hutan.

Fasilitas Penunjang

Untuk mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan, divisi Litbang harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas, yaitu sebagai berikut:

1. Lahan-lahan untuk penelitian (sesuai kebutuhan)

2. Rumah kaca (green house)

3. Misting house

4. Area persemaian

5. Kebun Pangkas (Bank klon)

6. Laboratorium Uji Benih dan Produksi Benih

7. Laboratorium Hama & Penyakit

8. Laboratorium Silvikultur

9. Laboratorium Tanah dan Lingkungan

10. Laboratorium Kultur Jaringan

11. Laboratorium Sosek (Demplot)

12. Laboratorium Hasil Hutan

13. Ruang Penyimpanan Benih

14. Stasiun Pengamatan Cuaca

15. Stasiun Pengamatan Air Sungai

16. Kampus Hutan Alam (Konservasi)

17. Unit Analisa Data

18. Perpustakaan

19. Ruang Diskusi (ekspose)

Didalam pelaksanaan tugasnya, selain mendapatkan masukan dari Advisor dari berbagai Universitas dan Lembaga Penelitian lain, peneliti senantiasa melakukan diskusi dengan kawan-kawan di operasional untuk mengetahui permasalahan teknis yang ada, dan kemudian ditindaklanjuti dengan observasi, percobaan dan penelitian untuk mendapatkan solusinya. Disamping itu, untuk menambah wawasan dan berbagi pengetahuan, para peneliti mestinya juga terlibat aktif didalam kegiatan seminar-seminar atau workshop, baik di dalam maupun luar negeri.(Saifudin Ansori)

Tidak ada komentar: