03 Oktober 2007

DINAMIKA AIR PADA AKHIR DAUR HUTAN TANAMAN

DINAMIKA AIR PADA AKHIR DAUR HUTAN TANAMAN
Acacia mangium DI SUBANJERIJI SUMATERA SELATAN
(Water Dynamics on final stage of rotation of Acacia mangium Plantations
in Subanjeriji South Sumatra)


Saifudin Ansori dan Himawati Pramono

Abstract
Hydrology system in the plantation forest ecosystem is crucially important to be known for choosing an appropriate management practice related with plantation processes, especially water availability for tree growing. Water dynamics were studied on the Acacia mangium plantations in Subanjeriji South Sumatra in 2004.

The study was established on a 7- year old plantation of A. mangium with stand density of 850 trees/ha. The soil on the study site belongs to red yellow podzolic (Ultisol). Variables measured consist of precipitation, stem-flow, through-fall, interception, infiltration and run off. Precipitation and throughfall were measured manually, while infiltration was measured using lysimeter placed below the litter layer. Water samples were taken every ten days for the duration of one year.

The total rainfall in 2004 at the study site was found to be 2742 mm, monthly rainfallranging from 46 mm in September and 483 mm in April. Approximately 7%, 81% and 12% of the rainfall comprised stemflow, throughfall and interception, respectively. The amounts of interception, infiltration and run off were 331 mm, 1486 mm and 775 mm respectively, showing that A. mangium plantation forest is capable for saving water indicated by the high value of infiltration and few of water losses.

Key words : Acacia mangium, hydrology

Abstrak
Tata air di dalam ekosistem hutan tanaman perlu diketahui untuk memilih pengelolaan yang tepat berkaitan dengan proses-proses pertanaman, terutama ketersediaan air bagi pertumbuhan tanaman. Dinamika air yang bersumber dari curah hujan telah diteliti pada pertanaman Acacia mangium di Subanjeriji Sumatera Selatan.

Penelitian dilakukan selama satu tahun pada akhir daur tegakan A. mangium (umur 7 tahun) dengan kerapatan 850 pohon/ha. Variabel yang diamati meliputi curah hujan, aliran batang, aliran tembus dan lolos tajuk, kehilangan air setelah jatuh atau intersepsi, infiltrasi tanah dan aliran permukaan. Curah hujan diukur dengan alat penakar hujan manual. Aliran batang ditampung pada drum yang dihubungkan dengan selang dari gabus yang dililitkan pada batang pohon. Aliran tembus ditampung memakai corong yang dihubungkan dengan botol plastik besar. Intersepsi diukur dari ketebalan curah hujan dikurangi aliran tembus dan aliran batang. Infiltrasi diukur dengan lisimeter yang diletakkan dibawah seresah lantai hutan dan ditampung pada botol plastik besar. Aliran permukaan diketahui dari jumlah air yang jatuh hingga lantai hutan dikurangi air yang terinfiltrasi kedalam tanah. Pengamatan dilakukan setiap 10 hari sekali selama satu tahun.

Curah hujan tahunan di lokasi penelitian adalah 2742 mm, dengan curah hujan bulanan minimum 46 mm jatuh pada bulan September dan maksimum 483 mm pada bulan April. Sebanyak 7% air mengalir melalui batang, 81% melalui aliran tembus, dan 12% air hilang sebagai intersepsi.

Dalam satu tahun, dari curah hujan setebal 2.742 mm, sebanyak 331 mm hilang oleh karena intersepsi, 1.486 mm terinfiltrasi kedalam tanah dan 775 mm mengalir sebagai aliran permukaan. Hutan tanaman A. mangium mampu menyimpan air yang ditunjukkan oleh tingginya infiltrasi tanah dan sedikitnya air yang mengalami pelimpasan keluar lantai hutan.

Kata kunci: Tata air, Acacia mangium

Tidak ada komentar: