03 Oktober 2007

HASIL PERSEMAIAN BERBAGAI JENIS MERANTI ASAL KALIMANTAN

HASIL PERSEMAIAN BERBAGAI JENIS MERANTI ASAL KALIMANTAN

Saifudin Ansori dan Supriyanto

Pendahuluan

Beberapa perusahaan Kehutanan (Perhutani, Inhutani dan beberapa perusahaan swasta) yang berkomitmen untuk ikut melestarikan pohon-pohon jenis lokal, seperti jenis meranti. Komitmen tersebut, paling tidak, dibuktikan dengan telah dimulainya kerjasama antara ITTO (International Tropical Timber Organisation), Departemen Kehutanan, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, dan perusahaan-perusahaan kehutanan.

Dimulai pada tahun 2002 ini hingga tahun 2005, dua kegiatan telah disetujui oleh ITTO, yaitu berjudul Model Development to Establish Commercial Plantation of Dipterocarps (PD 41/00 Rev. 3 (F,M)), dan Increasing Genetic Diversity of Shorea leprosula and Lophopetalum multinervium for Breeding and Genetic Improvement (PD 106/01 Rev. 1 (F)).

Koleksi Buah Dipterocarpa di Kalimantan

Koleksi buah dipterocarpa dilakukan oleh kolektor dari Universitas Gadjah Mada, dibawah pimpinan Kepala Proyek (Prof. Soekotjo dan Prof. Oemi Hani’ien Soeseno). Kebetulan sekali, pada tahun 2002 ini pohon-pohon jenis meranti di Kalimantan banyak menghasilkan buah, sehingga pengunduhan benih tersebut disebut sebagai panen raya buah meranti.

Koleksi buah dibagi menjadi 5 wilayah, yaitu:
  1. Wilayah yang meliputi kelompok hutan Bukit Baka dan Gunung Bunga (keduanya milik PT. Sari Bumi Kusuma dari Kalimantan Barat)
  2. Wilayah yang terdapat di Kalimantan Timur
  3. Wilayah yang terdapat di Kalimantan Tengah
  4. Wilayah yang mencakup Kelompok Hutan Pulau Laut, dan
  5. Wilayah Sumatra
Tetapi, benih yang dikirimkan ke Subanjeriji, hanya dari 3 wilayah, yaitu lokasi dari (1) Kalimantan Barat, (2) Kalimantan Timur, dan (3) Kalimantan Tengah. Terdapat 4 lokasi pengunduhan, yaitu Bukit Baka, Gunung Bunga, ITCI dan Muara Teweh.

Sebelum dilakukan pengumpulan buah, tanaman bawah yang ada di sekitar batang dari pohon terpilih, dibersihkan dari semak, perdu dan tanaman bawah lainnya. Tujuan dari pembersihan tanaman bawah ini adalah agar buah yang baru jatuh dapat dengan mudah diketahui, sehingga mudah dikoleksi. Buah yang dikoleksi adalah buah yang sudah masak, ditandai oleh keluarnya radicle (calon akar).

Buah yang telah dikumpulkan selama 5 hari sudah harus dikirim ke alamat yang ditentukan, termasuk PT. Musi Hutan Persada. Dengan cara ini dimaksudkan agar buah sudah sampai di tempat tujuan kurang dari 10 hari terhirung sejak buah untuk pertama kali dikumpulkan. Pekerjaan pengiriman dilakukan beberapa kali (tahap) sehingga seluruh target dapat dicapai (Soekotjo, 2001).

Dari hasil penerimaan buah tersebut, ditemui cara pengepakan (pengiriman) dan jumlah benih yang masih dapat disemaikan (Baik) sebagai berikut (Tabel 1):

Tabel 1. Cara Pengepakan Benih dan Prosentase Benih yang Baik

No. Cara pengepakan (Prosentase Benih baik (%))
  1. Dibungkus koran (lembab), dimasukkan dalam keranjang rotan (54.02)
  2. Dibungkus koran (lembab), dimasukkan dalam kardus (78.13)
  3. Dibungkus dalam kantong plastik kemudian dilapisi koran (lembab), dimasukkan kedalam kardus (85.50)
  4. Dibungkus kantong plastik, dimasukkan dalam keranjang rotan (82.00)
  5. Dibungkus kantong plastik, dimasukkan dalam keranjang rotan, dimasukkan dalam kardus (88.00)
  6. Dibungkus koran (lembab), masuk dalam kardus dan dimasukkan dalam kardus lagi yang lebih besar (70.00)
  7. Dibungkus plastik, masuk dalam kardus dan dimasukkan dalam kardus lagi yang lebih besar (99.00)
  8. Benih dicampur dengan serbuk kayu, kemudian dibungkus dengan koran (lembab), dimasukkan dalam kardus (81.00)
Benih (dan sedikit anakan) dikirim dari Kalimantan sebanyak 16 tahap pengiriman, dengan perincian terdapat 40 species/jenis (lihat Tabel 2) dari 361 seed lot (famili), dan sebanyak 86.854 buah yang dapat disemaikan (kondisi baik).

Benih yang tidak baik, antaralain telah mengering, tumbuh akar yang panjang tetapi layu, dan sebagian diterima dalam kondisi sudah busuk, sehingga tidak disemaikan. Hal ini, diduga karena faktor cara pengepakan dan terlambatnya pengiriman.


Cara dan Hasil Persemaian

Oleh karena, benih jenis meranti termasuk jenis rekalsitran, maka harus cepat-cepat dipindah pada persemaian begitu benih datang. Media persemaian memakai top soil (sebagian sub soil) dalam poly bag berukuran sedang (diameter 12 cm) dan lebih banyak ukuran kecil (diameter 6 cm). Persemaian ditempatkan dibawah naungan (sarlon dan sebagian di bawah tegakan Acacia mangium).

Hasil auditing hingga bulan April 2001 (umur bibit 0,5 – 2,5 bulan) menunjukkan bahwa rata-rata prosentase kehidupan adalah 46% dari jumlah benih yang disemaikan (diterima dalam kondisi baik).

Hasil dari persemaian (bibit) tersebut, nantinya akan dijadikan bahan trial (uji), yaitu: (1) Uji species, (2) Uji Tanaman, (3) Uji Keturunan, (4) Uji Konservasi, dan (5) Pembangunan Kebun Pangkas, yang akan dilaksanakan (establishment) pada akhir tahun 2002 ini. Kegiatan ini termasuk kedalam 2 Kegiatan ITTO tersebut di atas.

Tabel 2. Jenis-jenis Meranti yang Disemaikan dan Rerata Prosentase kehidupan
di Subanjeriji

No Jenis (Species) Hidup (%) No Jenis (Species) Hidup (%)
1 Anisoptera 5.36 21 S. atrinervosa 31.36
2 Bengkirai Batu 16.00 22 S. compressa 25.19
3 Bernuas 72.11 23 S. hopeifolia 15.75
4 Dipterocarpus cornutus 74.00 24 S. johorensis 28.09
5 Dipterocarpus grandiflorus 30.00 25 S. lamellata 38.71
6 Dipterocarpus tempehes 57.50 26 S. macrophylla 34.88
7 Dryobalanops lanceolata 45.47 27 S. myrionerva 7.90
8 Dryobalanops sp. 69.23 28 S. nopeitalia 53.00
9 Hopea bulanaffinsia 56.21 29 S. ovalis 43.46
10 Hopea dryobalanoides 39.22 30 S. fallax 85.50
11 Hopea ferruginea 8.72 31 S. palembanica 22.76
12 Hopea mangarawan 37.04 32 S. pankitovia 4.40
13 Hopea sp. 25.42 33 S. pauciflora 31.06
14 Jungan kuning 93.81 34 S. parvifolia 39.91
15 Jungan merah (daun besar) 42.66 35 S. selanica 19.18
16 Jungan merah (daun kecil) 49.66 36 S. smithiana 23.21
17 Pangin 65.19 37 S. stenoptera 44.50
18 Perupuk 11.11 38 S. leprosula 46.44
19 Shorea acuminatissima 7.58 39 Shorea sp. 52.38
20 S. acuminata 38.79 40 Tengkawang 71.36

Pustaka Acuan

Soekotjo. 2001. Petunjuk Teknis Koleksi Buah Dipterocarpa. Jurusan Budidaya Hutan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Tidak ada komentar: